Berbuka Puasa ~ Berbuka Pikiran

Kemarin kami sekeluarga mendapatkan pengalaman unik. Memenuhi undangan ifthar (berbuka puasa) di rumah tetangga kami yang tidak hanya dari negara lain, tapi juga beragama yang berbeda. Mereka adalah sahabat yang kami kenal sebagai orang² yang berhati mulia. Dalam bertetangga kami tidak pernah melakukan hal yang sia² seperti ghibah (gosip), namun setiap interaksi selalu dihiasi senyum, canda, & berlomba untuk membantu satu sama lain.

Sebelum mulai jamuan, saya & istri menyimak dengan seksama sambil tersenyum kagum saat mereka menerangkan dengan sangat rinci setiap bahan (ingredients) masakan yang mereka sajikan. Nampak bahwa mereka secara sungguh² mempelajari apa itu makanan halal & menghormati kami yang hanya makan makanan halal. Nampak sekali kehati-hatian mereka (wara‘) dalam menyajikan makanan. Hanya ikan, keju, sayuran, telur, dan semacamnya yang mereka gunakan. Bahkan mereka menghindari Ayam dalam sajiannya, karena mereka tau bahwa bahkan sekedar Ayam, “bisa jadi” tidak halal bagi muslim (tergantung cara pemotongannya).
Kami merasakan benar cinta & kasih sayang mereka. Inilah keindahan perbedaan & saling menghormati antar sesama. Kamipun sangat menghormati keyakinan & budaya mereka. Kami selalu ajarkan ke anak² untuk menghormati & menghargai kebaikan orang lain tanpa memperhatikan ras, suku, atau agamanya. Saya ajarkan kepada mereka bahwa kita bukanlah Tuhan, maka janganlah menghakimi orang lain atau tidak menghargai kebaikan orang lain. Panggillah mereka dengan panggilan atau sebutan yang baik. Jangan sakiti/menyinggung perasaan mereka. Karena dengan itulah engkau akan memuliakan agamamu. Dengan itulah maka “dakwahmu” akan sampai ke hati.
Hanya dengan akhlaq (atitude) yang baik seperti yang di contohkan Rasulullah, kepada semua manusia, maka Islam sebagai rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin) akan diakui oleh siapapun. Umat muslim (dahulu) pernah disibukkan dengan ilmu pengetahuan, sehingga pernah menjadi kiblat sains di dunia. Baik di bidang Kedokteran, Astronomi, Matematika, dan masih banyak lagi. Semoga umat Islam bisa kembali sibuk dengan ilmu, akhlaq, & ibadah …. dan jauh dari hiruk-pikuk politik & terjerat arus kebencian tanpa ujung yang (sangat) tidak masuk akal & memalukan/mencoreng nama baik “Dien” yang mulia ini.
Di luar negeri kami tidak hanya belajar tentang ilmu (data science), tapi juga membuka cakrawala berfikir & belajar bermasyarakat, lalu menjadi penduduk dunia (global citizen). Suatu Agama atau keyakinan mungkin memiliki dinding aturan² yang membatasi beberapa ruang gerak kehidupan (tentu saja dengan tujuan yang baik untuk memanusiakan manusia). Namun kebaikan, cinta, & kasih sayang adalah nilai universal tanpa batas yang berlaku tidak hanya bagi manusia, tapi juga bahkan hewan, tumbuhan, & alam semesta. Mari kita saling menghormati, berjabat tangan, tersenyum, & berbahagia bersama, karena perbedaan adalah warna-warni kehidupan yang terlalu indah untuk disia-siakan.
Love & Peace,
</The Sutantos>
Bne, 03062017