Al kisah tersebutlah seorang pemuda yang baru saja menjadi sarjana dengan IP secukupnya & dari universitas yang tidak terlalu terkenal. Pemuda tersebut cukup beruntung untuk bisa mendapat pekerjaan tak lama setelah ia wisuda. Yaaa… walau gajinya “hanya” sekitar 2,5 juta/bulan. Untuk keadaan ekonomi saat ini, gaji tersebut masih termasuk golongan menengah ke bawah, karena biaya hidup di kota² besar sangatlah tinggi.
Uniknya pemuda ini ber-cita² untuk bisa pergi ke Eropa dengan pesawat di kelas satu. Yups bukan kelas bisnis, apalagi ekonomi… ia ingin merasakan terbang dengan pelayanan & fasilitas paling prima. Bagi sebagian orang mungkin impian ini terlihat sangat bodoh. “Sayang banget sih, uang ratusan juta cuma untuk naik pesawat beberapa jam, sadar diri dong … kata teman²nya …. mending elo buat DP rumah kek, motor, usaha, dll“. Pemuda tersebut mengerutkan dahi sambil tertunduk malu mendengar cemoohan teman²nya yang memiliki gaji lebih tinggi darinya … Akan tetapi dalam benaknya ia berkata : “hey ini impianku, … tidak dosa untuk naik pesawat kelas satu … aku akan gapai cita²ku ini“
`
Pemuda itu adalah pemuda yang gigih dalam menggapai impiannya (determinasinya kuat sekali). Walaupun dengan gajinya yang hanya 2,5 juta/bulan ia rela berhemat untuk dapat menabung sekitar 1,5juta/bulan untuk mewujudkan impiannya.
`
Singkat cerita setelah kurang lebih 7 tahun ia akhirnya menemukan sebuah tiket promo kelas satu ke Eropa. dan Tibalah hari yang telah lama dinanti²nya itu,… setelah 7 tahun penuh perjuangan & pengorbanan akhirnya ia bisa juga menggapai apa yang selama ini ia impikan. Sejak ia terbangun di pagi yang indah itu, ia menikmati setiap detik yang ia habiskan. Bahkan termasuk perjalanan ke airport yang dihiasi dengan kemacetan ibukota … Di pesawat ia sangat menikmati pelayanan di kelas satu … (ya iyalaaahhh)…. tak menyesal sama sekali ia harus berhemat dengan sangat ketat selama 7 tahun …. Saat itu juga seakan setiap cell dalam otaknya aktif & ia merasa bahwa tak ada perjuangan yang sia² …. it is that moment in his life that he won’t forget … ever … He feels alive!!!!….
Sementara itu di bagian lain di bumi ini … alkisah tersebutlah seorang CEO perusahaan internasional ternama. Saat ia perlu untuk pergi ke luar negeri, biasanya perusahaan akan menyediakan jet pribadi yang mewah milik perusahaan. Namun suatu hari pesawat perusahaan tersebut mengalami gangguan teknis… sang CEO “terpaksa” pergi dengan tiket kelas satu yang diberikan secara cuma² oleh perusahaan sebagai kompensasi atas pesawat pribadi yang tidak bisa digunakan.
Sang CEO “terpaksa” menerimanya, karena ada pertemuan penting di luar negeri yang harus ia datangi. Semenjak ia bangun di hari itu setiap detik ia di perjalanan menuju bandara, di pesawat, hingga turun dari pesawat … sang CEO merasa tersiksa… ia menderita di tempat tidur pesawat kelas utama yang empuk, makanan mewah yang dimasak “dadakan bak tahu bulat” di pesawat juga tidak bisa menghiburnya. Senyuman manis para pramugari cantik yang sangat ramah-pun tak bisa menggoyahkan rasa kecewa yang ia rasakan.
`
Dengan hati yang gundah ia menghadiri rapat penting tersebut. Seperti yang diduga, rapat tersebut juga tidak sukses … singkat cerita perusahaan mengalami kerugian besar & ia harus turun tahta. Tahun terus berganti, sang mantan CEO semakin terpuruk. Setelah hartanya turun drastis dari 1.2 trilyun ke “cuma” 30 milyar… ia terlalu stress & akhirnya memutuskan untuk bunuh diri …. ya, baginya hal tersebut adalah siksaan batin yang amat besar & tak sanggup ia hadapi lagi …
`
Sementara itu sang pemuda yang baru pertama kali naik pesawat di kelas satu tadi, semakin yakin bahwa ia bisa menggapai apapun yang ia cita²kan …. tak lama berselang ia menjadi pengusaha sukses & mampu membeli rumah & mobil mewah …. ia juga menjadi orang yang bermanfaat dengan mengajarkan ilmu & pengalamannya ke orang lain, tidak lupa ia senantiasa menyisihkan penghasilannya untuk mereka yang tidak mampu ….
`
Coba tebak nasib teman²nya dulu yang meng-olok² cita² pemuda tersebut, …. sekarang mereka menjadi karyawannya… ? … Kebahagiaan punya harga… waktu, pengorbanan, keringat, air mata, & mungkin darah …. kita tidak hidup di surga yang konon bisa memiliki segalanya …. Keajaiban hidup hanya bisa terwujud ketika kita memaksa diri untuk keluar dari zona nyaman …. Kejaiban terjadi ketika kita memberanikan diri melawan rasa takut & menerima ketidaknyamanan untuk kemudian menggapai kebahagiaan …. Kalau di FMA biasa disebut prinsip”equivalent exchange”
Jadi teringat juga dengan ungkapan bahwa “bumbu terbaik masakan adalah rasa lapar” … atau … Air putih akan terasa sangat nikmat saat kita haus …. Namun sebaliknya se-enak²nya nasi Padang, kalau kita sudah kenyang… ya terpaksa harus ditolak (atau dibungkus bawa pulang ?) ….
`
“Harga” kebahagiaan pemuda di cerita di atas sebenarnya cukup mahal: kesabaran dari ujian olok² temannya, lalu usaha, & pengorbanannya selama lebih dari 7 tahun. Sebaliknya, harga kebahagiaan sang CEO sebenarnya cukup murah : ikhlas & syukur. Namun at the end of the day it’s not about the price … it’s about … :) ….
`
Wallahu’alam bishawab … Bne 28 Feb 2017
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” [ Al Qashash 77 ]